Celaan Mendalami Ilmu Dunia dan Sibuk Menekuninya dengan Melupakan Akhirat | | |
Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali | |
Allah SWT berfirman, "Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai," (Ar-Ruum: 6-7). Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Sesunggubnya Allah membenci setiap orang yang kasar lagi angkuh, rakus lagi kikir, suka gaduh di pasar seperti bangkai di malam hari, lihai dalam masalah dunia tapi jahil dalam masalah akhirat."
Kandungan Bab:
Begitulah reatitanya wahai hamba yang munib (bertaubat), mereka itu adalah satu golongan manusia yang seluruh aktifitas hidupnya hanya berkaitan dengan dunia dan bumi... :sementara mereka lalai terhadap akhirat..! Sebab mereka tidak memahami hikmah penciptaan manusia, lalu mereka lalai terhadap akhirat dan tidak mengagungkannya sebagaimana. mestinya. Tidak memperhitungkannya sama sekali dan tidak mengetahui bahwa akhirat merupakan terminal akhir dan awal dari sebuah perjalauan baru. Tidak akan ditunda dan tidak akan diubah! Lalai terhadap akhirat akan mengacaukan seluruh perhitungan! Standar yang benar akan berubah di tangan orang-orang yang lalai terhadap akhirat. Mereka tidak memilik- gambaran yang benar terhadap kehidupan dan prinsip-prinsip hidup. Ilmu mereka itu hanyalah ilmu lahiriyah yang dangkal dan kurang. Karena perhitungan akhirat dalam hari seorang insan akan merubah pandangananya terhadap seluruh perkara yang terjadi di dunia ini. Kehidupannya di alam dunia ini hanyalah sekelumit dari fase perjalanannya yang panjang. Bagiannya di dunia ini amat sedikit dibandung dengan bagiannya di akhirat. Maka tidak selayaknya bagi manusia bersandar kepada kehidupan yang sementara dan bagian yang seiikit ini. Oleh karena itu, tidak akan dapat bertemu antara seorang insan yang beriman kepada hari akhirat dan memprioritaskan perhitungan akhirat dengan orang yang hanya mernprioritaskan perhitungan dunia dan tidak melihat kehidupan setelah mati! Keduanya tidak akan memiliki pandangan dan perhitungan yang sama dalam persoalan-persoalan kehidupan! Tidak pula sama dalam prinsip-prinsip kehidupan yang beraneka ragam! Keduanya tidak akan sepakat dan alani memutuskari hukum yang berkaitan dengan persoalan, keadaan atau kondisi tertentu. Keduanya memiliki standarisasi yang berlainan. Keduanya memilik sudut pandang yang berbeda. Keduanya memiliki pelita yang berbeda dalam melihat segala sesuatu, dalam melihat peristiwa don persoalan hidup. Hamba dunia hanya mengetahui apa yang tampak saja dalam kehldupan dunia... sementara hamba Allah mengetahui rahasia dibalik realita kehidupan dunia dan hubungannya dengan sunnatullah, aturan dan syariat-Nya, yang tersusun rapi secara lahir maupun bathin, nyata maupun ghaib, dunia maupun akhirat, kehidupan maupun kematian, masa lalu, sekarang maupun masa akan datang. Itulah ufuk ilmu yang bersih, luas dan universal. Islam mengajak ummat manusia kepadanya. Yang akan rnengangkat mereka ke tempat yang tinggi. Fitrah hukum alam ini seluruhnya membisikkan bahwa ilmu agama ini tegak di atas kebenaran, kokoh di atas aturan-Nya, tidak akan tercerai berai jalannya, tidak akan bertolak belakang satu sama lain, tidak berjalan seiring dengan spekulasi buta, tabiat kasar dan hawa nafsu yang labil. Ilmu ini berjalan di atas sistem-Nya yang rapi dan kokoh yang telah ditetapkan secara terperinci. Salah satu konsekuensi kebenaran yang merupakan pilar alam semesta ini ialah adanya alam akhirat tempat pembalasan segala amal perbuatan. Amal baik atau buruk mcmperoleh ganjaran secara scmpurna. Semua itu telah ditentu-kan batas waktunya sejalan dengan hikmah yang Mahatinggi. Semua urusan akan sampai pada waktu yang telah dijanjikan tidak akan diundur dan tidak akan diajukan sesaat pun. Bilamana tidak ada seorang pun yang tahu bila datangnya hari Kiamat. Maka itu bukanlah berarti hari Kiamat tidak akan datang! Akan tetapi penang-guhan waktu itu memperdaya orang-orang yang hanya mengetahui apa-apa yang tampak dari kehidupan dunia ini sementara mereka lalai terhadap akhirat. Maka dari itu, Islam menawarkan ilmu yang berisi 'aqidah yang me-motivasi diri, menghidupkan dan menyadarkan jiwa, menaikkan dan meninggikan derajatnya. Mendorongnya kepada iman dari kepada pelaksanaan konsekuensi amal dari keimanan secara langsung begitu iman melekat dalam hatinya. Sehingga hatinya menjadi hidup dan khusyu' menghadap Maulanya. Maka terpancarlah kecintaan kepada-Nya yang menggerakkan anggota badannya untuk kembali kepada fitrahnya yang asli. la pun berhasil mencapai tujuan dan cita-citanya. Lumpur-lumpur kehidupan dunia tidak lagi menghalargi langkahnya, kecintaan-nya kepada kampung dunia tidak lagi menghadang perjalannya dan ia tidak lagi condong dan kerasan kepada dunia untuk selama-lamanya. Islam menawarkan ilmu yang menjadi pedoman dalam meneliti dan mentadabburi yang jauh berbeda dengan pedomari-pedoman produk manusia. Karena Islam datang untuk menyelamatkan manusia dari kelemahan mereka dalam membuat pedoman, dari kekeliruan dan penyimpangan-penyimpangan mereka yang berada dibawah permainan hawa nafsu, tuntutan syahwat dan tipu daya iblis. Allah SWT berfirman, "Kami akan meraperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa al-Qur-an itu berar. Dan apakah Rabb-mu tidak cukup (bagi kamu) babwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. Ingatlah, bahwa sesungguhnya mereka adalah dalam keraguan tentang pertemuan dengan Rabb mereka. Ingatlah, babwa sesungguhnya Dia Mahameliputi segala sesuatu," ( Fushshilat: 53-54). Itulah janji Allah kepada hamba-hamba-Nya. Allah akan memperlihatkan kepada mereka rahasia-rahasia alam yang tersembunyi dan rahasia diri mereka sendiri. Allah SWT berjanji akan memperlihatkan tanda-tanda kekuasaan-Nya di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Dia-lah Ilah yang haq, inilah din yang lurus dan inilah Kitab yang agung dan inilah Rasul yang mulia yang menuntun ummat manusia selangkah demi selangkah di jalan mendaki menuju puncak kehidupan yang tinggi sesuai dengan apa yang telah Allah wahyukan kepada beliau. Di tengah perjalanan dunia, Allah menjelaskan kepada ummat manusia pedoman hidup mereka, dasar syari'at mereka, kaidah-kaidah mu'amalah mereka dalam berekonomi, berpolitik, bermasyarakat dan berwawasan. Dan meresapkan ke dalam akal pikiran mereka kaidah-kaidah yang tersusun rapi dan kokoh dalam segala disiplin ilmu pengetahuan alam dan dunia. Dan meresapkan ke dalam jiwa mereka kemanisan iman dan kontribusiriya, kebenaran syari'at dan aktualisasinya, kebutuhan dunia dan cara pengelolaannya. Allah telah memenuhi janji-Nya. Dia telah menampakkan kepada ummat manusia tanda-tanda kekuasaan-Nya di segenap ufuk semenjak Allah menetapkan janji tersebut. Allah telah menampakkan tanda-tanda kekuasaan-Nya pada diri mereka sendiri. Daa sampai sekarang tanda-tanda kekuasaan-Nya terus Dia perlihatkan kepada mereka. Ummat manusia sekarang tentu dapat melihat, mereka tentu dapat me nyaksikan banyak sekali rahasia-rahasia alarn yang telah mereka ketahui semenjak firman Allah SWT itu turun. Ufuk-ufuk langit telah terbuka bagi mereka. Ilmu-ilmu tentang eksplorasi langit dan bumi tidaklah lebih sedikit dibanding dengan ilmu-ilmu tentang anatomi tubuh manusia. Ummat manusia telah mengetahui banyak perkara, dan mereka sekarang sedang dalam perjalanan menuju Allah! "Dan katakanlah, 'Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlibatkan ke-padamu tanda-tanda kebesaran-Nya, maka karnu akan mengetahuinya. Dan Rabb-mu tiada lalai dari apa yang kamu kerjakan," (QS. An-Naml (27): 93). Mereka telah melihatnya, mereka telah membacanya dan mereka telah mengetahuinya... namun adakah mereka mensyukurinya!? Siapa saja yang melihat hamparan alam semesta yang terbuka dan maha luas ini tentu akan tumbuh rasa takut dan khusyu' dalam hati. Sebagaimana yang Allah katakan dalam Kitab-Nya yang diturunkan kepada hamba pilihan-Nya, Muhammad SAW. Allah SWT berfirman, "Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit, lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara, hamba-hamba-Nya, hanya-lah ulama. Sesunggubnya Allah Mahaperkasa lagi Mahapengampun," (Faathir: 27-28). Sungguh! Alam ini merupakan lembaran yang sangat indah dan menawan, dihiasi dengan berbagai macam warna dan bentuk. Buah-buahan yang beraneka warna, gunung-gunung dengan jalan-jalan yang beraneka warna. Demikian pula manusia, hewan dan binatang ternak yang beraneka ragam warna dan jenis. Alam ini merupakan lembaran yang menakjubkan untuk dapat melihat tanda-tanda kekuasaan Allah yang lain, yaitu keaneka ragaman warna. Allah SWT berfirman, "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikum uu bcnar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui, " (Ar-Ruum: 22). Sungguh, itu merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah yang merupa-kan bukti kebenaran Kitab yang Allah turunkan ini. Tanda kekuasaan yang tersebar di seluruh penjuru bumi; Keaneka ragaman warna di atas seluruh permukaannya: Dari buah-buahan, gunung-gunung, manusia, hewan sampai binatang ternak, sehingga hati tertarik kepada ciptaan-ciptaan Allah yang telah menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, lalu hati khusyu' kcpada Allah dan tunduk mengikuti aturan-aturan-Nya yang haq. Dia-lah yang telah membuka hamparan alam semesta yang indah dan mengagumkan corak dan warnanya, dan Dia-lah yang telah mengatur segala prosesnya; Dia-lah yang mengatakan, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara bamba-hamba-Nya, hanyalah ulama." (Faathir: 28). Itulah pedoman Islam dalam membimbing jiwa yang senantiasa tunduk dan menuntunnya kepada kehidupan yang Islami. Adapun pengetatan yang hanya bersifat -teoritis belaka- dan tidak dapat memberikan inti dan buah ilmu. . . Itu sebenarnya bukanlah ilmu; Sebab tidak dapat memelihara diri dari kubangan lumpur dunia, tidak dapat menolak tun-tutan hawa nafsu, tidak dapat membendung tipu daya syaitan dan tidak dapat memberi hasil yang posltif kepada ummat manusia. Siapa saja yang meneliti kehidupan orang-orang kafir yang terpedaya dengan kilauan modernisasi dan kemajuan iptek dan materi tentu dapat melihat kenyataan tersebut. Itulah yang telah Allah SWT tetapkan dalam Kitab-Nya dan telah diisyaratkan oleh Rasulullah SAW dalam hadits-hadits shahih. Maka dari itu, orang-orang yang mewakili suara ummat ini hendaknya takut kepada Allah, terutama orang-orang yang mengatur urusan pendidikan kaum Muslimm. Banyak di antara mereka yang menjauhkan pedoman belajar ilmiah dari buah yang diharapkan darinya, yaitu memperdalam keimanan kepada Allah, Kitab-Nya, Rasul-Nya dan hari akhirat. Menurut mereka tujuan belajar hanyalah memperoleh kemampuan untuk menafsirkan atau menjabarkan perkara-perkara lahiriyah saja. Oleh sebab itu lahirlah generasi-generasi yang menyimpang dan jauh dari nilai ukhrawi. Mereka tidak mengusai ilmu dunia dan tidak pula meraih kebaikan akhirat. Dan oleh karena itu, metodologi syaitan dalam pengajaran materi-materi ilmiah harus dibuang jauh-jauh dan metodologi Rabbani harus dihidupkan kembali. Agar hati menjadi hidup saat melihat kehebatan ciptaan Allah yang telah memberikan segala sesuatu kepada makhluk-Nya dan memberi mereka petunjuk. "Dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwasanya al-Qur-an itulah yang hak dari Rabb-mu, lalu mereka beriman dan tunduk hati mereka kepadanya dan sesungguhnya Allah adalah Pemberi petunjuk bagi orang-orang yang beriman kepada jalan yang lurus." (QS. Al-Hajj (22): 54). |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar